ANALISAN KELAYAKAN BISNIS/ INVESTASI
Haloo semuanya balik lagi dengan saya
dan diblog saya ini :)
oh ya kali ini saya akan membahas
tentang analisa kelayakan bisnis/invetasi ini, baiklah langsung saja disimak
baik-baik pembahasan dibawah ini :)
1. Definisi Analisa Kelayakan Bisnis/Investasi
Analisa kelayakan bisnis adalah penelitian yang menyangkut
berbagai aspek baik itu dari aspek hukum, sosial ekonomi serta budaya, aspek
pasar serta pemasaran, aspek teknis serta teknologi sampai dengan aspek
manajemen serta keuangannya, yang hasilnya digunakan untuk mengambil sebuah
keputusan bisnis.
Analisa kelayakan bisnis/investasi juga dapat diartikan
suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis
yang dijalankan dalam rangka layak atau tidaknya usaha tersebut.
Tujuan utamanya menghindari resiko kerugian yang akan
diderita perusahaan apabila rencana bisnis yang dilakukan gagal atau tidak
sesuai ekspektasi. Tujuan lainnya mempermudah dalam membuat perencanaan yang
terkait besar investasi, lokasi, waktu pelaksanaan, dan keuntungan yang akan
diperoleh, mempermudah pelaksanaan pekerjaan, pengawasan dan
pengendalian.
Kelayakan Bisnis/investasi digolongkan menjadi dua bagian
yang berdasarkan pada orientasi yang diharapkan perusahaan yaitu:
a. berdasarkan orientasi laba atau profit, studi yang
menitik beratkan pada keuntungan ekonomis,
b. berdasarkan orientasi tidak pada laba (sosial), yang
menitik beratkan suatu proyek tersebut bisa dijalankan dan dilaksanakan tanpa
memikirkan nilai atau keuntungan ekonomis.
Ada 3 metode menjadikan layak atau tidaknya dalam berbisnis
:
Mempelajari secara mendalam. Meneliti secara
sungguh-sungguh data dan informasi, selanjutnya diukur, dihitung dan dianalisis
dengan menggunakan metode tertentu.
Kelayakan. Apakah usaha yang dijalankan memberikan
manfaat besar dibandingkan biaya
Bisnis. Usaha yang dijalankan memberikan manfaat baik
finansial maupun non finansial.
2. Penjelasan
Mengenai Kriteria Investasi
A. Payback Period (PP)
Payback Period adalah periode atau jumlah tahun yang
diperlukan untuk mengembalikan nilai investasi yang telah dikeluarkan. Payback
Period dalam bahasa Indonesia dapat disebut juga dengan Periode
Pengembalian Modal. Para Investor atau Pengusaha sering menggunakan Payback
Period (PP) atau Periode Pengembalian Modal ini sebagai penentu dalam
mengambil keputusan Investasi yaitu keputusan yang menentukan apakah akan
menginvestasikan modalnya ke suatu proyek atau tidak. Suatu proyek yang periode
pengembaliannya sangat lama tentunya kurang menarik bagi sebagian besar
investor.
Baiklah kita mulai langsung ke rumus dan perhitungannya dari
Payback Period (PP) dbawah ini :
Rumus Payback Period
Pada sebuah rumus payback period dibagi menjadi 2 macam,
berikut adalah penjelasannya :
1. Rumus pengembalian aliran kas per tahun jumlahnya tidak
sama.
Payback Period = n + (a-b) /(c-b) x 1 Tahun
n : Tahun terakhir jumlah arus kas belum bisa menutupi modal
investasi awal.
a : Jumlah investasi awal.
b : Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke – n
c : Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n + 1
2. Rumus pengembalian aliran kas per tahun jumlahnya sama.
Payback Period = (investasi awal) /(arus kas) x 1 tahun
• Periode pengembalian lebih cepat : layak
• Periode pengembalian lebih lama : tidak layak
• Bila usulan proyek investasi lebih dari satu, maka periode
pengembalian yang lebih cepat akan dipilih.
Contoh soal dari Payback Period (PP) :
Didalam suatu usulan proyek investasi senilai Rp. 600 juta
dengan umur ekonomis 5 tahun, dengan syarat periode pengembalian 2 tahun,
tingkat bunga 12% per tahun, & arus kas pertahun adalah :
Tahun 1 : RP. 300 juta
Tahun 2 : Rp. 250 juta
Tahun 3 : Rp. 200 juta
Tahun 4 : Rp. 150 juta
Tahun 5 : Rp. 100 juta
Arus kas & arus kas kumulatif :
Penyelesaiannya :
B. Benefit Cost Ratio
(BCR)
Benefit and Cost Ratio adalah salah satu konsep yang bisa digunakan untuk menentukan kelayakan dari sebuah proyek. Pada umumnya B/C ratio dimanfaatkan di dalam menetukan kelayakan dari sebuah proyek yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat umum. B/C ration juga menyatakan tiap investasi yang ditanamkan.
Inilah rumus dari BCR :
Indikator suatu proyek layak ialah Net Benefit Cost Ratio
dalah rasio yang diperoleh sebesar lebih dari 1, sebaliknya apabila rasio lebih
kecil dari pada 1 maka usaha/proyek tersebut tidak layak digunakan. Jika hasil
Net Benefit Cost Ratio lebih dari 1 maka bisa dikatakan bahwa kita mendapatkan
benefit lebih dari 1 apabila mengeluarkan 1 Cost, maka apabila kurang dari 1
atau 0 usaha kita tidak menimbulkan benefit.
C. Net Persen of Value
(NPV)
Net Present Value atau NPV adalah selisih antara nilai
sekarang dari arus kas yang masuk dengan nilai sekarang dari arus kas yang
keluar pada periode waktu tertentu.
NPV biasa digunakan dalam penganggaran modal untuk
menganalisis profitabilitas dari sebuah proyek. Untuk menghitungnya, ada rumus
NPV yang baku dan bisa kita gunakan. NPV menggunakan harga pembelian awal
dan nilai waktu uang (time value of money) untuk menghitung nilai
suatu aset.
Penentuan nilai Net Present Value (NPV) ini dapat dilihat
dengan ketentuan berikut :
– Nilai Net Present Value (NPV) > 0 merupakan penilaian usaha perusahaan layak untuk dilaksanakan
– Nilai Net Present Value (NPV) < 0 merupakan penilaian usaha perusahaan yang tidak layak untuk dilaksanakan
– Nilai Net Present Value (NPV) > 0 merupakan penilaian usaha perusahaan layak untuk dilaksanakan
– Nilai Net Present Value (NPV) < 0 merupakan penilaian usaha perusahaan yang tidak layak untuk dilaksanakan
Rumus NVP :
D. Internal
Rate of Return (IRR)
IRR ialah sebuah hasil yang telah diperoleh
dari sebuah proposal bisnis, yaitu diskonto atau discount rate yang kemudian
menjadi sebuah present value dari suatu aliran kas yang masuk (cash
inflow) yaitu sama dengan investasi awal.
Rumus IRR :
Untuk
memperoleh suatu hasil akhir dari sebuah perhitungan IRR, maka kita
harus mencari terlebih dahulu nilai dari discount rate yang akan
menghasilkan NPV positif. kemudian kita cari discount rate
yang akan menghasilkan NPV negatif.
Keterangannya :
IRR = Internal Rate of Return
i1 = Tingkat Diskonto yang akan menghasilkan NPV
bernilai (+)
i2 = Tingkat Diskonto yang akan menghasilkan NPV
bernilai (-)
NPV1=Net Present Value yaitu bernilai positif
NPV2= Net Present Value yaitu bernilai negatif
IRR memiliki tiga buah nilai dimana pada
masing-masing nilai tersebut memiliki makna tersendiri terhadap suatu
kriteria investasi.
Nah dari pembahasan dari artikel diatas tersebut saya akan
memilih contoh kasus dan perhitungan penilaian investasi dengan menggunakan NVP
baiklah disimak yaa gaesssss :)
Contoh Soal NPV :
Manajer keuangan PT. Asia Utara sedang melakukan analisa
pada tiga usulan proyek/investasi yang bersifat mutually exclusive. Kebutuhan
dana untuk investasi tersebut diperkirakan sebesar Rp.12.000,- dari
masing-masing investasi, dan biaya modal (cost of capital) yang ditetapkan
adalah 2%. Tentukan proyek/investasi yang paling feasible dari data proyek
(dalam rupiah) :
= 9.803,9 + 20.184,5 – 12.000
= 17.988,4
- NPV B = [15.000 / (1+2%)1] + [22.500 (1+2%)2] -
12.000
= 14.705,9 + 21.626,3 – 12.000
= 24.332,2
-NPV C = [12.000 / (1+2%)1] + [19.500(1+2%)2] - 12.000
= 11.764,7 + 18.742,8 – 12.000
= 18.507,2
Maka proyek yang paling layak (feasible) untuk dikerjakan
adalah proyek B. Dengan alasan NPV yang diperoleh jauh lebih besar keuntungan
akhirnya dibandingkan dengan proyek A dan C
Jika ada yg belum paham silahkan diliat video dibawah ini gaeesss
Terima kasih dan semoga bermanfaat untuk semuanyaaaaa :)
Jika ada yg belum paham silahkan diliat video dibawah ini gaeesss
Terima kasih dan semoga bermanfaat untuk semuanyaaaaa :)
Komentar
Posting Komentar