TEGUH BASUKI WIBOWO





Tidak masalah jika pekerjaan tidak seirama dengan pendidikan sewaktu kuliah. Hal inilah yang menjadi pegangan Teguh Basuki Ariwibowo ketika mulai terjun ke dunia bisnis sambil berkuliah. Mengambil jurusan akuntansi sewaktu kuliah tidak lantas menghentikan impian Teguh untuk menjadi seorang pengusaha.
Pria kelahiran Malang 30 tahun silam ini sudah trial and error beragam bisnis sejak duduk di bangku kuliah. Bisnis pakaian dan makanan pun pernah dijajalnya. Selain itu, ia pernah menjalankan bisnis di bidang event organizer (EO) bersama tiga kawan kuliahnya. Namanya Masterpiece EO. Modalnya hanya Rp 2 juta.
Ide bisnisnya di bidang EO muncul karena ia memang memiliki ketertarikan di bidang komunikasi. Sejak SMA, ia sudah terbiasa mengadakan beragam acara. Selain itu, bisa dibilang ia adalah seorang concert go-ers yang gemar menonton konser band luar negeri di ibu kota.
Salah satu kesuksesan EO miliknya adalah memenangi tender proyek dari Indosat untuk promosi di jalan. Dengan modal RP 2 juta, ia menghabiskan dana itu untuk membayar sejumlah Sales Promotion Girl (SPG) untuk melakukan happening art di sejumlah ruas jalan protokol Surabaya. Dari modal yang dikeluarkan, ia mendapat keuntungan seratus persen.
Keberhasilannya sebagai finalis Wirausaha Muda Mandiri (WMM) tingkat nasional membuka jaringan dengan para pebisnis senior. Hendy Setiono, bos Kebab Turki Baba Rafi, salah satu diantaranya yang menjadi mentor Teguh.
Sayangnya Masterpiece EO yang dikelola Teguh terpaksa harus gulung tikar pada tahun 2010 setelah ketiga kawannya mengundurkan diri, karena IP mereka jeblok lantaran sibuk bekerja. Meskipun ditinggal kawan, dia memilih untuk tetap konsisten bisnis. Belajar juga menjadi prioritas utamanya. Tidak heran jika ia bisa lulus dengan IPK cumlaude.
Jiwa bisnisnya terpupuk sejak kecil. Saat masih tinggal di Malang, orang tuanya yang bekerja sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil) memiliki bisnis sampingan pabrik kerupuk. Sayangnya bisnis itu bangkrut. Kemudian mereka pernah buka bengkel. Tapi lagi-lagi juga bangkrut. Kegagalan bisnis orang tuanya justru menjadi pemicu semangatnya untuk bisa jadi pengusaha sukses.
Kolaborasi dengan seorang kawan, Teguh kemudian mendirikan Voila Indonesia pada tahun 2010. Modal yang digelontorkan jauh lebih besar, Rp 100 juta yang ditanggung berdua. Dengan modal yang besar, ia jauh lebih leluasa menjalankan bisnisnya. Termasuk saat memutuskan untuk terjun di ranah bisnis online.
Salah satu kliennya adalah Bank Mandiri, yang mana ia dipercaya untuk mengelola akun WMM di Twitter, Facebook, dan Youtube. Nilai kontrak sekali perbaruan adalah Rp 500 juta. Parameter kesuksesannya diukur misalnya dari jumlah followers di Twitter atau jumlah retweet setiap postingan.
Meski bisnisnya terlihat berjalan mulus, ia juga pernah merugi ratusan juta rupiah karena misbudgeting atau salah menyusun anggaran keuangan. Prinsipnya, setiap pebisnis pasti pernah memiliki jalan kegagalan masing-masing dan itu tidak seharusnya menyurutkan niat untuk bisa menjadi pengusaha sukses. Bisa dibilang kegagalan saat berbisnis itu adalah biaya belajar bisnis yang pasti pernah dialami oleh para pebisnis ketika merintis usaha.
Setelah Voila dirasa bisa mandiri dan dipercayakan kepemimpinannya kepada orang yang lebih handal, Teguh mulai melirik bisnis financial technology (fintech) yang mulai menjamur di Indonesia sejak geliat bisnis online mulai menanjak.
Banyaknya penduduk Indonesia yang sudah memiliki smartphone dan akses internet, membuat bisnis berbasis internet bermunculan. Tidak hanya sekedar online shop atau e-commerce, tapi di ranah lain seperti keuangan, pendidikan, kesehatan juga bermunculan untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat yang selama ini belum terakses.
Perusahaan rintisan teknologi (startup) yang didirikan Teguh adalah Pinjam.co.id sejak 2015. Pinjam menyediakan layanan pegadaian dan pinjaman yang mudah dijangkau oleh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan perorangan. Berbasis online, Pinjam berusaha menjangkau nasabah yang selama ini masih belum dijangkau oleh bank. Bisa dikatakan Pinjam adalah salah satu pionir gadai online di Tanah Air.
Ide pembentukan Pinjam.co.id saat itu adalah dari pengalaman pribadinya yang pernah menggadaikan barang untuk modal bisnis. Selain itu mengatur keuangan baginya yang sudah lebih dulu merasakan dunia wiraswasta adalah salah satu hal yang paling menantang.
Kemudian di tahun 2015, ia pergi ke Pasar Beringharjo Yogyakarta dan melihat bagaimana praktik utang antara tengkulak dan pedagang sana yang baginya cukup memprihatinkan. Saat pagi, pedagang meminjam uang Rp 100.000, lalu di sore hari mengembalikan Rp 110.000. Bagi para pedagang di sana hal itu lumrah karena mereka bisa dapat Rp 200.000 dari hasil berdagang.
Masyarakat Indonesia sendiri sudah terbiasa dengan gadai barang. Jika punya uang lebih, mereka memilih untuk beli ponsel, motor, perhiasan, atau logam mulia. Nanti jika mereka butuh uang, harta itu bisa digadai.
Hal ini yang menjadi motivasi Teguh untuk mendirikan Pinjam yang berbasis teknologi menggunakan aplikasi di smartphone. Dengan tarif biaya pinjaman yang ringan dan jangka waktu yang bisa disesuaikan sendiri sesuai kebutuhan pelanggan, Pinjam juga memberi kemudahan lewat layanan antar jemput barang jaminan untuk digadaikan.
Selain lewat layanan antar jemput, nasabah juga bisa ke kantor pelayanan Pinjam atau mitra operator yang telah ditunjuk resmi untuk transaksi langsung dan menaksir barang jaminan.
Alumnus Universitas Airlangga ini mengklaim di tahun 2016, Pinjam sudah memiliki anggota lebih dari 30 ribu orang dan sudah membantu lebih dari 2000 pelanggan. Saat itu, Pinjam masih melayani di sekitaran wilayah Jabodetabek dengan bekerja sama dengan mitra-mitra pegadaian. Selain itu, ia mulai berekspansi ke kota besar lain seperti Bandung, Surabaya, Semarang, dan sebagainya.
Karena inovasinya di Pinjam, Wakil Ketua Asosiasi Modal Ventura dan Start Up Indonesia (Amvesindo) ini diganjar beberapa penghargaan seperti 30 Under 30 Forbes Asia di bidang Finance & Venture Capital, Top Fintech Asia 100 Leaders oleh NextMoney, Top 63 Fintech Influencer in Asia, serta Most Promising Entrepreneur of the Year in Asia Pacific oleh Enterprise Asia.
Setelah mengembangkan Pinjam, kini Teguh berkontribusi di Tamasia, platform jual beli emas syariah pertama di Indonesia, sejak awal tahun 2019 ini.
Jadi pegawai atau pengusaha, hanyalah beberapa pilihan jalan hidup seseorang untuk mencari nafkah. Yang terpenting adalah niat untuk terus belajar demi bisa menggapai sukses yang diinginkan. Semoga menginspirasi!
Teguh B. Ariwibowo
  • Tempat Tanggal Lahir             : Malang 5 Desember 1989
  • Pendidikan                              : S1, Akuntasi – Universitas Airlangga Surabaya
  • Jabatan                                    : Founder dan Chief Executive Officer Pinjam.co.id
  • Modal                                      : Rp 1 Milyar
  • Jumlah Karyawan                   : 100 orang
  • Jumlah Nasabah                      : 3000 orang
  • Jumlah Pelanggan                   : 2000 orang
Prestasi                       :
  • Wakil Ketua Asosiasi Modal Ventura dan Start Up Indonesia (Amvesindo).
  • The 30 Under 30 Asia: Finance & Venture Capital yang dirilis oleh Forbes Asia.
  • Top Fintech Asia 100 Leaders oleh NextMoney dan Top 63 Fintech Influencer in Asia.
  • Most Promising Entrepreneur of the Year in Asia Pacific olehEntreprise Asia.

Pelajaran yang dipetik

pelajaran yg di dapat yaitu di usia muda jangan bermalas-malasan karna waktu masih panjang, daripada di usia muda tidak melakukan hal-hal yg tidak penting lebih baik membangun bisnis dan mencoba melakukan proses itu dari bawah. Lakukanlah bisnismu dan raihlah kesuksesan dari apa yang telah dikerjakannya, jarang sekali di usia muda itu melakukan sesuatu yg hal posisitf, contohnya seperti teguh wibowo ini dan dia sukses di usai mudanya.

Komentar